Kamis, 18
September 2014 | 22:50 WIB
Ilustrasi
tas berbahan kulit. TEMPO/Jacky Rachmansyah
TEMPO.CO, Tegal - Kulit ikan pari ternyata mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi. Di Jepang, harga kulit ikan pari yang telah disamak
bisa mencapai US$ 25 atau Rp 300 ribu. Sedangkan di Kota Tegal, kulit ikan pari
masih dianggap sebagai limbah dan dijual murah.
"Selain untuk kerajinan tas, sepatu, dan dompet, kulit ikan pari di Jepang juga untuk pelapis furnitur," kata petugas Balai Besar Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan Perikanan, Nurul Haq, di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kota Tegal, pada Kamis, 18 September 2014.
Nurul mengklaim sebagai orang pertama yang menyamak kulit ikan pari. Sejak 1980, alumnus Akademi Teknik Kulit Yogyakarta itu telah melakukan serangkaian penelitian untuk menjadikan kulit ikan pari sebagai bahan kerajinan. Sebelumnya, hanya kulit ikan hiu yang kerap disamak.
Tapi Nurul tidak bersedia mematenkan hasil penelitiannya meski sejumlah rekan dan atasannya terus memberikan dorongan. Lelaki paruh baya itu justru menghabiskan banyak waktu untuk berkeliling Indonesia guna mengajarkan keterampilan menyamak kulit ikan itu di kampung-kampung nelayan.
"Selain untuk kerajinan tas, sepatu, dan dompet, kulit ikan pari di Jepang juga untuk pelapis furnitur," kata petugas Balai Besar Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan Perikanan, Nurul Haq, di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kota Tegal, pada Kamis, 18 September 2014.
Nurul mengklaim sebagai orang pertama yang menyamak kulit ikan pari. Sejak 1980, alumnus Akademi Teknik Kulit Yogyakarta itu telah melakukan serangkaian penelitian untuk menjadikan kulit ikan pari sebagai bahan kerajinan. Sebelumnya, hanya kulit ikan hiu yang kerap disamak.
Tapi Nurul tidak bersedia mematenkan hasil penelitiannya meski sejumlah rekan dan atasannya terus memberikan dorongan. Lelaki paruh baya itu justru menghabiskan banyak waktu untuk berkeliling Indonesia guna mengajarkan keterampilan menyamak kulit ikan itu di kampung-kampung nelayan.
Kamis, 18
September 2014 | 22:50 WIB
Ilustrasi
tas berbahan kulit. TEMPO/Jacky Rachmansyah
Di Kota Tegal, Nurul menjadi instruktur workshop penyamakan kulit ikan
yang diselenggarakan Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) Kota Tegal. Sejak Selasa
lalu hingga Jumat, dia mengajarkan cara mengolah kulit ikan pari dan bermacam
kulit ikan lain kepada belasan nelayan, pedagang ikan, hingga mahasiswa.
Dari pengamatan Tempo di sela workshop, penyamakan kulit ikan tampaknya cukup mudah. Setelah dipisahkan dari dagingnya, kulit ikan pari kemudian direndam larutan garam selama satu hari dan dilanjutkan dengan proses pengapuran. Perendaman kulit di larutan kapur dan sejumlah bahan kimia itu memakan waktu sekitar dua hari.
Proses selanjutnya, kulit ikan itu diberi larutan asam dan diberi zat penyamak seperti tawas, atau formalin. "Proses penyamakan ini hanya membutuhkan waktu sepekan. Biaya penyamakan satu kulit ikan hanya sekitar Rp 10 ribu," ujar Nurul.
Manajer Kimbis, M. Garim, mengatakan selama ini ikan pari hanya dijual dalam kondisi utuh ke Yogyakarta dan Jakarta dengan harga Rp 15.000 per kilogram. "Baru sebatas digarami agar bisa bertahan selama tiga bulan. Kami belum bisa mengolah," kata Garim.
Padahal, Garim menambahkan, konsumen di Jepang bersedia membeli kulit ikan pari yang telah disamak dengan harga per lembarnya (lebar di atas 9 inci) berkisar Rp 200.000. "Dengan workshop ini diharapkan Kota Tegal bisa menjadi sentra penyamakan kulit ikan pari. Sebab, permintaan dari Jepang cukup tinggi, sekitar 700 lembar per bulan," ujarnya.
Dari pengamatan Tempo di sela workshop, penyamakan kulit ikan tampaknya cukup mudah. Setelah dipisahkan dari dagingnya, kulit ikan pari kemudian direndam larutan garam selama satu hari dan dilanjutkan dengan proses pengapuran. Perendaman kulit di larutan kapur dan sejumlah bahan kimia itu memakan waktu sekitar dua hari.
Proses selanjutnya, kulit ikan itu diberi larutan asam dan diberi zat penyamak seperti tawas, atau formalin. "Proses penyamakan ini hanya membutuhkan waktu sepekan. Biaya penyamakan satu kulit ikan hanya sekitar Rp 10 ribu," ujar Nurul.
Manajer Kimbis, M. Garim, mengatakan selama ini ikan pari hanya dijual dalam kondisi utuh ke Yogyakarta dan Jakarta dengan harga Rp 15.000 per kilogram. "Baru sebatas digarami agar bisa bertahan selama tiga bulan. Kami belum bisa mengolah," kata Garim.
Padahal, Garim menambahkan, konsumen di Jepang bersedia membeli kulit ikan pari yang telah disamak dengan harga per lembarnya (lebar di atas 9 inci) berkisar Rp 200.000. "Dengan workshop ini diharapkan Kota Tegal bisa menjadi sentra penyamakan kulit ikan pari. Sebab, permintaan dari Jepang cukup tinggi, sekitar 700 lembar per bulan," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar