MAKALAH
“DINAMIKA
SOSIAL DAN KEBUDAYAAN”
Oleh
BAHTIAR
AGUSTI
1312500009
Dosen pengampu
BENI HABIBIE,
M.Pd
NIPY . 190 6242 1981
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI
TEGAL
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “ Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan”.
Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, serta umatnya yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajarannya.
Untuk
menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian social budaya di
masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser memerlukan
konseo-konsep. Konsep-konsep dalam menganalisa proses pergeseran masyarakat dan
kebudayaan dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi disebut dinamik
sosial (social dynamic).
Oleh karena itu, kami sebagai
penulis mengharapkan saran-saran ke arahperbaikan untuk meningkatkan mutu buku ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat
Tegal, 19 desember 2013
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Effendi,R.(2006:61) mengemukakan
bahwa masyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan
antarhubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan
bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang
relatif lama.
E.B. Tylor (soekanto,S.:2007:150)
mengungkapkan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Hermana,,R (2006: 67) mengemukakan
bahwa di alam raya atau jagad raya ini tidak ada yang kekal abadi.
semikian pula, setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami
perubahan-perubahan atau pergeseran-pergeseran. pergeseran tersebut ada yang
berjalan lambat dan ada pula yang berjalan cepat, bahkan sangat cepat.
Perubahan yang berjalan lambat dari tahap ke tahap berikutnya secara
berkesinambungan dikonsepsikan sebagai evolusi. Sedangkan perubahan yang cepat
atau bahkan bias sangat cepat dikonsepsikan sebagai revolusi.
B. Rumusan
Masalah.
Berdasarkan
latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian
disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa konsep-konsep mengenai
pergeseran masyarakat dan kebudayaan?
2. Apa proses belajar kebudayaan
sendiri?
3. Apa proses evolusi sosial?
4. Apa proses Difusi?
5. Apa Akulturasi dan Pembaharuan atau
Asimilasi?
6. Apa Perubahan atau Inovasi?
C. Tujuan Penulisan.
Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah untuk
mengetahui konsep-konsep dan konsepsi-konsepsi mengenai pergeseran masyarakat
dan kebudayaan, proses belajar kebudayaan sendiri proses belajar kebudayaan
sendiri, proses evolusi social, proses difusi, akulturasi dan pembaharuan atau
asimilasi, dan perubahan atau inovasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep-konsep dan Konsepsi-konsepsi Khusus Mengenai
Pergeseran Masyarakat dan Budaya.
Menurut
Fathoni,A (2006:23) konsep-konsep yang diperlukan apabila ingin menganalisis
secara ilmiah proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan
penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika social.
Koentjaraningrat (2003:142)
mengemukakan bahwa,
Untuk menganalisa proses-proses
pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi
dan sosiologi yang disebut dinamika social. Diantara konsep-konsep yang
terpenting ada yang mengenai proses-proses belajar kebudayaan sendiri, yakni
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan
kebudayaan umat manusia (atau “evolusi kebudayaan”) dari bentuk-bentuk
kebudayaan yang sederhana hinggaa yang makin lama makin kompleks, yang
dilanjutkan dengan proses penyebaran kebudayaan-kebudayaan yang terjadi bersama
dengan perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi ( yaitu proses difusi ). Proses
lainnya adalah proses perkenalan budaya-budaya asing yang disebut “proses
akulturasi” dan “asimilasi”. Akhirnya ada proses pembaharuan, atau “inovasi”,
yang berkaitan erat dengan penemuan baru (yang dalam bahasa inggris disebut discovery dan invention)
B. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri.
Proses Internalisasi meurut Koentjaraningrat
(2003:142) mengungkapkan bahwa,
prosesnurut internalisasi adalah proses yang berlangsung
sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya.
Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala
perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Menurut Effendi,R (2006:145) proses
internalisasi adalah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia, yang
dipengaruhi baik lingkungan internal dalam diri manusia itu maupun eksternal,
yaitu pengaruh dari luar diri manusia.
Dapat disimpulkan bahwa proses
internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi yang
dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh
lingkungan internal maupun eksternal.
Menurut Fathoni,A (2006:24 ) proses
internalisasi tergantung dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk
mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, dan emosinya. Tetapi
semua itu juga tergantung dengan pengaruh dari berbagai macam lingkungan sosial
dan budayanya. Contoh: bayi yang lahir terus belajar bagaimana mendapatkan
perasaan puas dan tidak puas.
C. Proses Evolusi Sosial
Proses Prose Microscopic dan
Macroscopic dalam Evolusi Sosial.
Koentjaraningrat
(2003:147) mengemukakan bahwa,
proses
evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa secara mendetail
(mikroskopik), tetapi dapat juga dilihat secara keseluruhan, dengan
memperhatiakan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi (makroskopik).
Proses-proses social budaya yang dianalisa secara detail dapat memberi gambaran
mengenai berbagai proses peribahan (yang dalam ilmu antropologi disebut
recurrente processes)yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari suatu
masyarakat. Proses evolusi social budaya secara makroskopik yang terjadi dalam
suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut “proses-proses
pemberi arah”, atau directional processes.
Proses-Proses Berulang dalam Evolusi
Sosial Budaya.
Koentjaraningrat (2003:14)
mengemukankan bahwa,
Dalam antropologi, perhatian
terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru timbul sekitar
tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam
masyarakat.sebelumnya, para ahli antropologi umumnya hanya memperhatikan adat
istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat yang mereka teliti, tampa
memperhatikan sikap, perasaan, serta tingkah laku para individu yang
bertentangan dengan adat istiadat.
(directional) dari sejarah perkembangan
masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.
D. Proses
Difusi
1.
Penyebaran
manusia.
Ilmu Paleoantropologi
(Fathoni,A.:2006:28) memperkirakan bahwa
Manusia terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur,
dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini
dapat diterangkan dengan dengan adanya proses pembiakan dan gerka penyebaran
atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adaptasi fisik dan sosial
budaya dari manusia dalam jangka waktu yang sangat lama.Fathoni,A (2006:29)
mengemukakan bahwa,
Proses ini membagi menjadi dua proses migrasi, yaitu migrasi
yang berlangsung lambat dan otomatis, dan migrasi yang berlangsung cepat dan
mendadak. Migrasi yang lambat dan otomatis adalah sejajar dengan
perkembangan dari manusia yang selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya di
muka bumi hingga sekarang. Proses evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa
memerlukan daerah yang makin lama makin luas.Penyebaran
unsur-unsur kebudayaan
Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok
masyarakat di muka bumi ini, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan.
Menurut kontjaraningrat (2003:152) Penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia
atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja
dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.
E. Akulturasi dan Asimilasi
Akulturasi
adalah Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu.(koentjaraningrat:2003:155)
Fathoni,A (2006:31) mengemukakan bahwa,masalah-masalah mengenai akulturasi
jika di ringkas, akan tampak 5 golongan masalah, yaitu : a) masalah tentang
metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses
akulturasi dalam suatu masyarakat, b) masalah tentang unsur-unsur kebudayaan
asing yang mudah dan tidak mudah diterima oleh suatu masyarakat, c) masalah
tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah diganti atau diubah
oleh unsur-unsur kebudayaan asing, d) masalah mengenai jenis-jenis individu
yang tidak menemui kesukaran dan cepat diterima unsur kebudayaan asing, dan
jenis-jenis individu yang sukar dan lamban dalam menerimanya, e) masalah
mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul akibat
akulturasi.
F.
Pembaruan
(Inovasi)
Inovasi adalah
suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal
serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru,
sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Suatu proses
inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya
merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension. (Fathoni,A.:2006:32)
Menurut koentjaraningrat (2003:162) mengemukakan bahwa,
Faktor-faktor
yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan
penemuan baru adalah: a) kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan, b) mutu
dari keahlian dalam suatu kebudayaan, c) sistem perangsang bagi kegiatan
mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi saat ada suatu krisis masyarakat,
dan suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka
melihat kekurangan-kekurangan yang ada di sekelilingnya.
BAB III
PENUTUP
a. kesimpulan
Proses belajar kebudayaan sendiri
yaitu meliputi, proses internalisasi yaitu proses yang berlangsung sepanjang
hidup individu, yang dimulai ketika individu dilahirkan sampai akhir hayatnya
dan sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala
perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Sedangkan proses sosialisasi yaitu proses seorang individu dari masa anak-anak
hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala
macam individu di sekililingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial
yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
b. saran
dalam proses
adaptasi dalam bermasyarakat tentunya kita melihat adanya suatu kesamaan dari
kita yaitu meskipun indonesia negara yang beraneragam suku,budaya,agama tapi
dalam dinamika sosial tetap masih sama.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiwinata,
Jajat. 2007. Sosiologi Antropologi
Pendidikan.Bandung: UPI PRESS
Effendi,Ridwan.
2006. Pendiidkan Lingkungan Sosial Budaya
dan Teknologi. Bandung: UPI PRESS.
Fathoni,
Abdurrahmat. 2006. Antropologi Sosial
Budaya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Hermana,
Ruswendi. 2006. Perspektif Sosial Budaya.
Bandung: UPI PRESS
Koentjaraningrat.
2003. Pengantar Antropologi I.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Soekanto,Soerjono.1982.
Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar